kenapa kami??
- kami sangat flexible dalam berbisnis,mampu menyesuaikan dari segi waktu dan harga
- kami bersedia mengunjungi kantor anda selagi masih di jabodetabek,untuk menghemat waktu dan biaya anda,cukup kirim pesan ke 089667559322 atau telpon ke 02177827136.
- komunikasi lancar,karna kami sudah ada bagianya masing-masing untuk menjawab pertanyaan anda.
- tenaga yang berpengalaman,lebih dari 3 tahun
- workshop dan kantor berdekatan
- kami sangat flexible dalam berbisnis,mampu menyesuaikan dari segi waktu dan harga
- kami bersedia mengunjungi kantor anda selagi masih di jabodetabek,untuk menghemat waktu dan biaya anda,cukup kirim pesan ke 089667559322 atau telpon ke 02177827136.
- komunikasi lancar,karna kami sudah ada bagianya masing-masing untuk menjawab pertanyaan anda.
- tenaga yang berpengalaman,lebih dari 3 tahun
- workshop dan kantor berdekatan
kami adalah vendor atau penyedia jasa dibidang konveksi dan sablon,kami mengerjakan beragam jenis pesanan seperti :
kaos oblong
kaos kerah
kaos v-neck
kaos anak
kaos raglan
kaos distro
kaos event
kaos promosi
kaos partai
dll
dengan bragam jenis bahan yang tersedia seperti :
cotton combad 20-30s
cotton cardet
lakos cotton / pique
polyester
TC
dll
sejarah singkat sablon kaos
sejarahnya sablon
Cetak sablon merupakan bagian dari teknik cetak yang dikembangkan
oleh Yuzenzai Miyasaki pada tahun 1654-1736 dan Zikukeo Hirose pada tahun 1822-1890
berkebangsaan Jepang. Pada awalnya cetak sablon dikembangkan untuk pencetakan kimono
yang merupakan pakaian khas Jepang, dimana bila kimono ditulis dengan tangan menjadi
sangat mahal harganya. Selanjutnya cetak sablon berkembang hingga ke daratan Eropa
pada tahun 1851-1862 dan kemudian pada tahun 1868 Joseph Swan mendirikan atau menemukan produk autotype.
sekilas tentang kaos
T- Shirt atau kaos oblong pada awalnya digunakan sebagai pakaian dalam tentara Inggris dan Amerika pada abad 19 sampai awal abad 20. Asal muasal nama inggrisnya, T-shirt, tidak diketahui secara pasti. Teori yang paling umum diterima adalah nama T-shirt berasal dari bentuknya yang menyerupai huruf "T", atau di karenakan pasukan militer sering menggunakan pakaian jenis ini sebagai "training shirt"
Masyarakat umum belum mengenal penggunakan kaos atau T-Shirt dalam
kehidupan sehari-hari. Bahkan, para tentara yang menggunakan kaos oblong
tanpa desain ini pun hanya menggunakannya ketika udara panas atau
aktivitas-aktivitas yang tidak menggunakan seragam. Ketika itu warna dan
bentuknya (model) itu-itu melulu. Maksudnya, benda itu berwarna putih,
dan belum ada variasi ukuran, kerah dan lingkar lengan
Polemik yang terjadi yakni, sebagian kalangan menilai pemakaian kaos oblong – undershirt – sebagai busana luar adalah tidak sopan dan tidak beretika. Namun di kalangan lainnya, terutama anak muda pasca pentas teater tahun 1947 itu, justru dilanda demam kaos oblong, bahkan menganggap benda ini sebagai lambang kebebasan anak muda. Dan, bagi anak muda itu, kaos oblong bukan semata-mada suatu mode atau tren, melainkan merupakan bagian dari keseharian mereka.
Polemik tersebut selanjutnya justru menaikkan publisitas dan popularitas kaos oblong dalam percaturan mode. Akibatnya pula, beberapa perusahaan konveksi mulai bersemangat memproduksi benda itu, walaupun semula mereka meragukan prospek bisnis kaos oblong. Mereka mengembangkan kaos oblong dengan pelbagai bentuk dan warna serta memproduksinya secara besar-besaran. Citra kaos oblong semakin menanjak lagi manakala Marlon Brando sendiri – dengan berkaos oblong yang dipadu dengan celana jins dan jaket kulit – menjadi bintang iklan produk tersebut.
Mungkin, dikarenakan oleh maraknya polemik dan mewabahnya demam kaos oblong di kalangan masyarakat, pada tahun 1961 sebuah organisasi yang menamakan dirinya “Underwear Institute” (Lembaga Baju Dalam) menuntut agar kaos oblong diakui sebagai baju sopan seperti halnya baju-baju lainnya. Mereka mengatakan, kaos oblong juga merupakan karya busana yang telah menjadi bagian budaya mode.
from wikipedia
kaos oblong
kaos kerah
kaos v-neck
kaos anak
kaos raglan
kaos distro
kaos event
kaos promosi
kaos partai
dll
dengan bragam jenis bahan yang tersedia seperti :
cotton combad 20-30s
cotton cardet
lakos cotton / pique
polyester
TC
dll
Add caption |
sejarah singkat sablon kaos
Salah
satu teknik cetak yang sangat sederhana, tanpa memerlukan investasi
yang tinggi. Teknik ini banyak diterapkan dalam berbagai sektor
kehidupan manusia. Walaupun dalam realisasinya bahwa teknik cetak sablon
hanya bagian dari wirausaha perumahan (home industry),
tetapi teknik ini masih sangat signifikan untuk terus dapat
dikembangkan. Tidak menutup kemungkinan dengan adanya perkembangan
teknologi dalam industri, teknik cetak sablon saat ini telah
dikembangkan dengan menggunakan komputer dalam hal pembentukan gambarnya
pada screen (computer to
screen/CtS). Disisi lain bahwa proses cetak sablon juga sudah merambah
ke berbagai industri seperti : industri keramik, elektronik, packaging,
tekstil, garmen, dan industri umum.Hal ini sangat terasa, karena
seluruh sentra-sentra kehidupan masyarakat hampir tidak lepas dari
adanya pemanfaatan teknik cetak ini.
Cetak sablon merupakan bagian dari teknik cetak yang dikembangkan
oleh Yuzenzai Miyasaki pada tahun 1654-1736 dan Zikukeo Hirose pada tahun 1822-1890
berkebangsaan Jepang. Pada awalnya cetak sablon dikembangkan untuk pencetakan kimono
yang merupakan pakaian khas Jepang, dimana bila kimono ditulis dengan tangan menjadi
sangat mahal harganya. Selanjutnya cetak sablon berkembang hingga ke daratan Eropa
pada tahun 1851-1862 dan kemudian pada tahun 1868 Joseph Swan mendirikan atau menemukan produk autotype.
Pada tanggal 11 Juli 1907 Samuel Simmon yang berkebangsaan Inggris mendapatkan hak patentnya untuk teknik cetak sablon. Setelah itu cetak sablon berkembang ke Amerika
Serikat sehingga pada tahun 1924 pertama kalinya proses cetak sablon
dilakukan di atas bahan tekstil dan kemudian pada tahun 1946 MC Kornick
dan Penney menemukan mesin cetak sablon.
pengertian dikit soal SABLON
Cetak sablon merupakan proses stensil untuk memindahkan suatu citra ke atas berbagai jenis media
atau bahan cetak seperti : kertas, kayu, metal, kaca, kain, plastik,
kulit, dan lain-lain. Wujud yang paling sederhana dari stensil terbuat
dari bahan kertas atau logam yang dilubangi untuk mereproduksi atau
menghasilkan kembali gambar maupun hasil dari suatu rancangan desain.
Stensil tersebut selanjutnya merupakan gambaran negatif dari gambar asli
atau original dimana detail-detail gambar yang direproduksi memiliki
tingkat keterbatasan terutama bila mereproduksi detail-detail yang
halus. Pada teknik cetak sablon acuan yang berupa stensil dapat juga
melalui tahapan fotografi, yang pada umumnya dikenal dengan istilah film hand cut.Film photographi dan emulsi stensil direkatkan ke atas alat penyaring (screen)
yang dibentangkan pada sebuah bingkai yang terbuat dari bahan kayu
maupun logam yang berfungsi sebagai pemegang bagian dari suatu desain,
dan harus mampu menahan bagian yang digunakan selama proses penyablonan
berlangsung. Adakalanya para perancang grafis melakukan tahapan desain
secara langsung pada permukaan alat penyaring dengan bahan yang disebut
“tusche” dan kemudian menutup eseluruhan sablonan dengan lem. Tusche
selanjutnya dicuci dengan bahan pelarut agar diperoleh bagian yang dapat
mengalirkan tinta pada permukaan alat penyaring.
Pada
awal abad ke 20 proses pelaksanaan cetak sablon mulai menggunakan
kain/screen yang terbuat dari bahan sutera yang semula dipergunakan
untuk menyaring tepung. Dari sinilah maka istilah cetak sablon dikenal
dengan sebutan “silk screen printing”
yang digunakan pada tahapan proses cetak. Karena sutera harganya cukup
mahal, serta memiliki kekuatan yang kurang baik, serta secara
dimensional kurang stabil, maka kemudian diganti dengan bahan yang
terbuat dari nilon dan selanjutnya dengan poliester. Sedangkan untuk
keperluan cetak, alat-alat atau benda-benda elektronik dipergunakan kain
(screen) yang terbuat dari bahan stainless steel/logam.
Serat
kain dibuat/dianyam/dirajut menurut standar dan diproduksi dengan
berbagai ukuran tergantung dari tingkat ketebalan serat benang yang akan
menghasilkan tingkat kerapatan anyaman.sekilas tentang kaos
T- Shirt atau kaos oblong pada awalnya digunakan sebagai pakaian dalam tentara Inggris dan Amerika pada abad 19 sampai awal abad 20. Asal muasal nama inggrisnya, T-shirt, tidak diketahui secara pasti. Teori yang paling umum diterima adalah nama T-shirt berasal dari bentuknya yang menyerupai huruf "T", atau di karenakan pasukan militer sering menggunakan pakaian jenis ini sebagai "training shirt"
Awal kepopuleran
T-shirt alias kaos oblong ini mulai dipopulerkan sewaktu dipakai oleh Marlon Brando pada tahun 1947, yaitu ketika ia memerankan tokoh Stanley Kowalsky dalam pentas teater dengan lakon “A Street Named Desire” karya Tenesse William di Broadway, AS. T-shirt berwarna abu-abu yang dikenakannya begitu pas dan lekat di tubuh Brando, serta sesuai dengan karakter tokoh yang diperankannya. dan film Rebel Without A Cause (1995) yang dibintangi James Dean. Pada waktu itu penontong langsung berdecak kagum dan terpaku. Meski demikian, ada juga penonton yang protes, yang beranggapan bahwa pemakaian kaos oblong tersebut termasuk kurang ajar dan pemberontakan. Tak pelak, muncullah polemik seputar kaos oblong.Polemik yang terjadi yakni, sebagian kalangan menilai pemakaian kaos oblong – undershirt – sebagai busana luar adalah tidak sopan dan tidak beretika. Namun di kalangan lainnya, terutama anak muda pasca pentas teater tahun 1947 itu, justru dilanda demam kaos oblong, bahkan menganggap benda ini sebagai lambang kebebasan anak muda. Dan, bagi anak muda itu, kaos oblong bukan semata-mada suatu mode atau tren, melainkan merupakan bagian dari keseharian mereka.
Polemik tersebut selanjutnya justru menaikkan publisitas dan popularitas kaos oblong dalam percaturan mode. Akibatnya pula, beberapa perusahaan konveksi mulai bersemangat memproduksi benda itu, walaupun semula mereka meragukan prospek bisnis kaos oblong. Mereka mengembangkan kaos oblong dengan pelbagai bentuk dan warna serta memproduksinya secara besar-besaran. Citra kaos oblong semakin menanjak lagi manakala Marlon Brando sendiri – dengan berkaos oblong yang dipadu dengan celana jins dan jaket kulit – menjadi bintang iklan produk tersebut.
Mungkin, dikarenakan oleh maraknya polemik dan mewabahnya demam kaos oblong di kalangan masyarakat, pada tahun 1961 sebuah organisasi yang menamakan dirinya “Underwear Institute” (Lembaga Baju Dalam) menuntut agar kaos oblong diakui sebagai baju sopan seperti halnya baju-baju lainnya. Mereka mengatakan, kaos oblong juga merupakan karya busana yang telah menjadi bagian budaya mode.
from wikipedia
Langganan:
Postingan (Atom)